DOSEN : RIZKY ROHMADI
OLEH
:
Topan
Prasetyo (02)
Ahmad
Rizal Aula (03)
Maulana
Ishak (04)
Ahmad
Dzawil Abror (05)
ATRO
PASURUAN – STIKES CIREBON
Tahun
Ajaran 2013/2014
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang sudah memberi taufik, hidayah, serta inayahnya
sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya
termasuk juga dengan penulis, hingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah
tentang Radoaktif.
Makalah ini berisi tentang zat radioaktif maupun sejarah penemunya serta informasi lain mengenai isotop, peluruhan serta waktu paruh. Makalah ini disusun supaya para pembaca bisa menambah wawasan serta memperluas ilmu pengetahuan yang ada mengenai sejrah radioaktif yang sangatlah populer yang kami sajikan di dalam sebuah susunan makalah yang ringkas, mudah untuk dibaca serta mudah dipahami.
Makalah ini berisi tentang zat radioaktif maupun sejarah penemunya serta informasi lain mengenai isotop, peluruhan serta waktu paruh. Makalah ini disusun supaya para pembaca bisa menambah wawasan serta memperluas ilmu pengetahuan yang ada mengenai sejrah radioaktif yang sangatlah populer yang kami sajikan di dalam sebuah susunan makalah yang ringkas, mudah untuk dibaca serta mudah dipahami.
.
Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan yang sudah membantu serta bapak / ibu guru yang sudah membimbing penulis supaya penulis bisa membuat makalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga jadi sebuah makalah yang baik dan benar.
Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan yang sudah membantu serta bapak / ibu guru yang sudah membimbing penulis supaya penulis bisa membuat makalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku hingga jadi sebuah makalah yang baik dan benar.
.
Semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan
mengenai radioaktif, isotop
dan waktu paruh. Dan tidak lupa pula penulis mohon
maaf atas kekurangan di sana sini dari makalah yang penulis buat ini. Mohon
kritik serta sarannya. Terimakasih.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................
1.1 Latar
Belakang .......................................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah
................................................................................................. 1
1.3 Tujuan
....................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Sejarah
Penemuan Radioaktif .........................................................................
2
2. 2Pengetian Isotop ………………………………………..………………….... 4
2. 3 Peluruhan
Zat Radioaktif..................................……….………………….…. 6
2. 4 Waktu Paruh
..............................................................................…............... 12
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
…..………………………………….……………………….…….. 17
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………...………………………. 18
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Radioaktif
merupakan hal yang penting dalam dunia kesehatan. Awal penemuan Radioaktif
adalah hasil pemikiran Wilhelm Conrard Rongten, Radioaktif berupa sinar yang
dinamakan sinar- x. Ia menemukan bahwa tabung sinar katode menghasilkan suatu radiasi berdaya
tembus besar yang dapat menghitamkan film foto. Ia menemukan bahwa tabung sinar
katode menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus besar yang dapat menghitamkan
film foto. Isotop adalah
unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki massa atom berbeda
atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah
neutronnya berbeda. Peluruhan radioaktif, juga dikenal
sebagai peluruhan nuklir atau radioaktif, adalah proses dimana inti dari atom
stabil kehilangan energi dengan memancarkan partikel radiasi. Peluruhan radioaktif
ini bersifat acak pada tingkat atom tunggal. Waktu Paruh berarti waktu yang
diperlukan untuk
menjadi setengah
atom radioaktif berubah menjadi atom yang
lain (yang biasanya tidak radioaktif). Setelah itu ada dua waktu paruh
yaitu 25% dari jumlah asli atom yang masih ada.
B. Rumusan Masalah
1.
Untuk
mengetahui Perkembangan, Struktur, inti dari Radioaktif, Isotop, Peluruhan, dan
Waktu paruh.
2.
Untuk
mengetahui seberapa berbahaya atau tidaknya Radioaktif, Isotop, Peluruhan, dan
Waktu paruh.
3.
Masalah apa saja
yang ditimbulkan oleh Radioaktif, Isotop, Peluruhan, dan Waktu paruh (dalam
bidang kesehatan).
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui apa itu Radioaktif, Isotop, Peluruhan, dan Waktu paruh.
2.
Mengetahui
apakah manfaat Radioaktif, Isotop, Peluruhan, dan Waktu paruh dalam teknologi
dan kehidupan sehari – hari.
3.
Untuk
Mengidentifikasi dan memberikan gambaran manfaat Radioaktif, Isotop, Peluruhan,
dan Waktu paruh.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 SEJARAH PENEMUAN RADIOAKTIF
Diawali pada tahun 1895
W.C. Rontgen melakukan percobaan dengan sinar katode. Ia menemukan bahwa tabung
sinar katode menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus besar yang dapat
menghitamkan film foto. Selanjutnya sinar itu diberi nama sinar X. Sinar X
tidak mengandung elektron, tetapi merupakan gelombang elektromagnetik. Sinar X
tidak dibelokkan oleh bidang magnet, serta memiliki panjang gelombang yang
lebih pendek daripada panjang gelombang cahaya.
Berdasarkan hasil penelitian
W.C Rontgen tersebut, Pada tahun 1896 oleh
ilmuwan Perancis Henri Becquerel ketika
sedang bekerja dengan material fosforen.
Material semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat
paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katode oleh sinar-X mungkin
berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto
dengan kertas hitam dan menempatkan beragam material fosforen diatasnya.
Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat
foto ketika ia menggunakan garam uranium tesebut.
Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik hitam
pada pelat bukan terjadi karena peristiwa fosforesensi, pada saat percobaan,
material dijaga pada tempat yang gelap. Juga, garam uranium nonfosforen dan
bahkan uranium metal dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada pelat.
Partikel Alfa tidak
mampu menembus selembar kertas, partikel beta tidak mampu menembus pelat
alumunium. Untuk menghentikan gamma diperlukan lapisan metal tebal, namun karena
penyerapannya fungsi eksponensial akan ada sedikit bagian yang mungkin menembus
pelat metal.
Pada awalnya tampak bentuk radiasi yang baru
ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X. Akan tetapi, penelitian
selanjutnya yang dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest Rutherford dan ilmuwan lainnya menemukan bahwa
radiaktivitas jauh lebih rumit ketimbang sinar-X. Beragam jenis peluruhan bisa
terjadi.
Sebagai contoh, ditemukan bahwa medan listrik atau medan magnet dapat
memecah emisi radiasi menjadi tiga sinar. Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar
tersebut diberi nama sesuai dengan alfabet yunani yakni alpha,beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga
kini. Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung
muatan positif, sinar beta bermuatan
negatif, dan sinar gamma bermuatan
netral. Dari besarnya arah pantulan, juga diketahui bahwa partikel alfa jauh
lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan melewatkan sinar alfa melalui
membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung
lampu neonmembuat para peneliti dapat mempelajari spektrum
emisi dari gas yang
dihasilkan, dan membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti
atom helium. Percobaan lainnya menunjukkan kemiripan antara
radiasi beta dengan sinar katode serta
kemiripan radiasi gamma dengan sinar-X.
Bahaya radioaktivitas dari radiasi tidak serta
merta diketahui. Efek akut dari radiasi pertama kali diamati oleh insinyur
listrik Amerika Elihu
Thomson yang secara
terus menerus mengarahkan sinar-X ke jari-jarinya pada 1896. Dia menerbitkan
hasil pengamatannya terkait dengan efek bakar yang dihasilkan. Bisa dikatakan
ia menemukan bidang ilmu fisika
medik (health
physics); untungnya luka tersebut sembuh dikemudian hari.
Efek genetis radiasi baru diketahui jauh dikemudian
hari. Pada tahun 1927 Hermann Joseph Muller menerbitkan penelitiannya yang
menunjukkan efek genetis radiasi. Pada tahun 1947 dimendapat penghargaan hadiah Nobel untuk
penemuannya ini.
Sebelum efek biologi radiasi diketahui, banyak
perusahan kesehatan yang memasarkan obat
paten yang mengandung
bahan radioaktif; salah satunya adalah penggunaan radium pada perawatan enema. Marie Curiemenentang jenis perawatan ini, ia
memperingatkan efek radiasai pada tubuh manusia belum benar-benar diketahui
(Curie dikemudian hari meninggal akibat Anemia Aplastik, yang hampir dipastikan
akibat lamanya ia terpapar Radium). Pada tahun 1930-an produk pengobatan yang
mengandung bahan radioaktif tidak ada lagi dipasaran bebas.
2. 2 PENGERTIAN ISOTOP
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki
nomor atom sama, tetapi memiliki massa atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang
memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah neutronnya berbeda. Sebagai contoh,
atom-atom oksigen di alam terdiri atas tiga jenis atom oksigen yang memiliki
massa 16, 17, dan 18. Lambang atom untuk ketiga jenis isotp ini adalah 168 O, 178 O
, dan 188 O.
Semua unsure di alam
terdiri atas isotop-isotop. Jumlah isotop untuk masing-masing unsur berbeda ada
yang dua, tiga, bahkan timah memiliki sepuluh jenis isotp. Sifat fisik dan
kimia isotop-isotop tersebut sama persis, yang membedakan mereka hanyalah massa
atomnya. Perbedaan massa atom dari isotop disebabkan oleh perbedaan jumlah neuron
dalam inti atomnya.
Beberapa contoh isiptop lainnya sebagai
berikut:
a. Isotop H: 11 H
; 21 H ; dan 31H.
b. Isotop C: 126 C
; 126 C ; dan 146 C.
c. Isotop Cl: 3717 Cl
dan 3517 Cl.
d. Isotop 5428 Fe
; 5623 Fe ; 5728 Fe
; dan 5828 Fe.
Kestabilan Isotop
Kestabilan suatu isotop
dipengaruhi oleh perbandingan jumlah neutron dan protonnya. Suatu isotop
bersifat stabil jika jumlah proton dan neutronnya sama. Dengan kata lain,
perbandingan jumlah neutron dan protonnya adalah 1. Pada grafik, isotop
yang stabil berada pada pita kestabilan. Tabel berikut ini
menginformasikan beberapa contoh isotop stabil.
Tabel 1. Contoh-Contoh Isotop Stabil
Isotop
|
Jumlah Neutron (n)
|
Jumlah Proton (p)
|
Perbandingan n dan p
|
6
|
6
|
1
|
|
8
|
8
|
1
|
|
1
|
1
|
1
|
Selain memiliki
perbandingan jumlah neutron dan proton lebih besar dari satu, suatu isotop
bersifat tidak stabil jika perbandingan jumlah neutron dan protonnya lebih
kecil dari satu. Dengan kata lain, jumlah neutronnya lebih sedikit
dibandingkan jumlah proton. Pada grafik, isotop yang tidak stabil dengan
perbandingan jumlah neutron dan protonnya lebih kecil dari satu (<1)
berada di bawah pita kestabilan. Tabel berikut ini menginformasikan beberapa
contoh isotop tidak stabil yang berada di bawah pita kestabilan.
Tabel 3. Contoh-Contoh Isotop Tidak Stabil
yang Berada di Bawah Pita Kestabilan
Isotop
|
Jumlah Neutron (n)
|
Jumlah Proton (p)
|
Perbandingan n dan p
|
0
|
1
|
0
|
|
5
|
6
|
5/6
|
|
3
|
4
|
3/4
|
2. 3 PELURUHAN
Neutron dan proton yang menyusun inti atom, terlihat seperti halnya
partikel-partikel lain, diatur oleh beberapa interaksi. Gaya nuklir kuat, yang tidak teramati pada skala makroskopik,
merupakan gaya terkuat pada skala subatomik. Hukum Coulomb atau gaya elektrostatik juga mempunyai peranan yang berarti
pada ukuran ini. Gaya nuklir lemah sedikit berpengaruh pada interaksi
ini. Gaya gravitasi tidak
berpengaruh pada proses nuklir.
Interaksi gaya-gaya ini pada inti atom terjadi dengan
kompleksitas yang tinggi. Ada sifat yang dimiliki susunan partikel di dalam
inti atom, jika mereka sedikit saja bergeser dari posisinya, mereka dapat jatuh
ke susunanenergi yang
lebih rendah. Mungkin bisa sedikit digambarkan dengan menara pasir yang kita buat di pantai: ketika gesekan yang
terjadi antar pasir mampu menopang ketinggian menara, sebuah gangguan yang
berasal dari luar dapat melepaskan gaya gravitasi dan membuat tower itu runtuh.
Keruntuhan menara (peluruhan) membutuhkan energi aktivasi tertentu. Pada kasus menara pasir,
energi ini datang dari luar sistem, bisa dalam bentuk ditendang atau digeser
tangan. Pada kasus peluruhan inti atom, energi aktivasi sudah tersedia dari
dalam. Partikel mekanika kuantum tidak pernah dalam keadaan diam,
mereka terus bergerak secara acak. Gerakan teratur pada partikel ini dapat
membuat inti seketika tidak stabil. Hasil perubahan akan memengaruhi susunan
inti atom; sehingga hal ini termasuk dalam reaksi nuklir, berlawanan dengan reaksi kimia yang
hanya melibatkan perubahan susunan elektron diluar
inti atom.
Beberapa reaksi nuklir melibatkan
sumber energi yang berasal dari luar, dalam bentuk "tumbukkan" dengan
partikel luar misalnya. Akan tetapi, reaksi semacam ini tidak dipertimbangkan
sebagai peluruhan. Reaksi seperti ini biasanya akan dimasukan dalam fisi nuklir/fusi nuklir.
Peluruhan radioaktif,
juga dikenal sebagai peluruhan nuklir atau radioaktif, adalah proses dimana
inti dari atom stabil kehilangan energi dengan memancarkan partikel radiasi.
Peluruhan radioaktif ini bersifat acak pada tingkat atom tunggal. Menurut teori
kuantum, mustahil untuk memprediksi kapan sebuah atom tertentu akan meluruh.
Namun meskipun demikian, masih ada kemungkinan bahwa sebuah atom tertentu akan
meluruh secara konstan dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan untuk dalam jumlah
yang besar atom, dan tingkat kerusakan untuk koleksi ini dihitung dari
konstantanya peluruhan- peluruhan nuklida.
Proses peluruhan pertama yang ditemukan adalah peluruhan alfa, beta, dan gamma. Peluruhan alfa terjadi ketika inti memancarkan partikel alfa (inti helium). Peluruhan beta terjadi ketika inti memancarkan elektron atau positron dan jenis neutrino, dalam suatu proses yang mengubah proton menjadi neutron atau sebaliknya. Semua proses ini mengakibatkan transmutasi nuklir. Sebaliknya, ada proses peluruhan radioaktif yang tidak mengakibatkan transmutasi. Energi dari inti dapat dipancarkan sebagai sinar gamma, atau digunakan untuk mengeluarkan elektron orbital oleh interaksi dengan inti yang tereksitasi.
Proses peluruhan pertama yang ditemukan adalah peluruhan alfa, beta, dan gamma. Peluruhan alfa terjadi ketika inti memancarkan partikel alfa (inti helium). Peluruhan beta terjadi ketika inti memancarkan elektron atau positron dan jenis neutrino, dalam suatu proses yang mengubah proton menjadi neutron atau sebaliknya. Semua proses ini mengakibatkan transmutasi nuklir. Sebaliknya, ada proses peluruhan radioaktif yang tidak mengakibatkan transmutasi. Energi dari inti dapat dipancarkan sebagai sinar gamma, atau digunakan untuk mengeluarkan elektron orbital oleh interaksi dengan inti yang tereksitasi.
Berikut ini beberapa contoh reaksi
peluruhan radioisotop dan partikel yang dipancarkannya.
a. Peluruhan yang Memancarkan Partikel Alfa
Isotop uranium dengan
nomor atom 92 (jumlah proton = 92) dan nomor massa 238 (jumlah neutron =
146) bersifat tidak stabil karena perbandingan n dan p > 1. Untuk mencapai
keadaan yang lebih stabil, isotop
akan meluruh
menjadi
dengan memancarkan
partikel yang ada.
b. Peluruhan yang Memancarkan Partikel Beta
Isotop sesium dengan
nomor atom 55 (jumlah proton = 55) dan nomor massa 137 (jumlah neutron =
82) bersifat tidak stabil karena perbandingan n dan p > 1. Untuk
mencapai keadaan yang lebih stabil, isotop
akan meluruh menjadi
dengan memancarkan partikelbeta.
c. Peluruhan yang Memancarkan Sinar Gama
Pemancaran sinar gama
terjadi pada atom dalam keadaan tereksitasi (bersifat tidak stabil). Perpindahan
dari keadaan tereksitasi menjadi keadaan stabil dengan energi yang lebih
rendah terjadi dengan disertai pemancaran sinar gama. Peluruhan jenis ini
biasanya merupakan kelanjutan dari peluruhan alfa atau beta.
Misalnya peluruhan kobalt-60 menjadi
nikel-60 yang memancarkan partikel beta.
* = keadaan tereksitasi
* = keadaan tereksitasi
Kemudian, 60Ni berpindah
ke bentuk stabil sambil memancarkan sinar gama.
d. Peluruhan yang Memancarkan Positron
Contoh Soal 1 :
Tentukan partikel yang
dipancarkan dari reaksi peluruhan berikut dan lengkapi persamaan
reaksinya.
Kunci Jawaban :
Untuk menentukan
partikel yang dipancarkan dari suatu reaksi peluruhan, Anda harus
menyetarakan nomor massa dan nomor atom pada ruas kanan dan ruas kiri.
a) Nomor massa Rn (ruas kiri) = 222, sedangkan nomor massa Po (ruas kanan) = 218. Agar setara, jumlah nomor massa di ruas kanan harus ditambahkan 4. Nomor atom Rn (ruas kiri) = 86, sedangkan nomor atom Po (ruas kanan) = 84. Agar setara, jumlah nomor atom di ruas kanan harus ditambahkan 2. Berarti, partikel yang dipancarkan adalah partikel yang memiliki nomor massa = 4 dan nomor atom = 2. Partikel tersebut adalah partikel alfa (
).
a) Nomor massa Rn (ruas kiri) = 222, sedangkan nomor massa Po (ruas kanan) = 218. Agar setara, jumlah nomor massa di ruas kanan harus ditambahkan 4. Nomor atom Rn (ruas kiri) = 86, sedangkan nomor atom Po (ruas kanan) = 84. Agar setara, jumlah nomor atom di ruas kanan harus ditambahkan 2. Berarti, partikel yang dipancarkan adalah partikel yang memiliki nomor massa = 4 dan nomor atom = 2. Partikel tersebut adalah partikel alfa (
Dengan prinsip yang sama dengan nomor a,
partikel yang dipancarkan pada reaksi nomor b dan c adalah :
b) Partikel → beta
c) Partikel → positron
Catatan Kimia :
Beberapa inti, seperti uranium-238
tidak dapat mencapai kestabilan dengan hanya satu kali emisi
sehingga dihasilkan suatu deret emisi. Uranium-238
meluruh menjadi torium-234 dan akan berlanjut sampai dengan
terbentuk inti yang stabil yaitu timbal-206.
Deret Peluruhan Radioaktif
Perhatikan kembali
reaksi peluruhan isotop
menjadi
yang memancarkan partikel alfa.
Pada reaksi ini,
isotop
yang tidak stabil meluruh menjadi isotop
yang bersifat lebih stabil. Meskipun demikian, isotop
masih bersifat tidak stabil karena perbandingan jumlah
neutron dan protonnya masih >1. Oleh karena itu,
masih dapat meluruh hingga berubah menjadi isotop yang
stabil (n : p = 1). Untuk mencapai keadaan tersebut, diperlukan sekitar 14
kali reaksi peluruhan. Perhatikanlah grafik berikut.
Gambar tersebut menunjukkan 14 reaksi
peluruhan, dimulai dari isotop
yang tidak stabil hingga mencapai kestabilannya (isotop
). Kumpulan reaksi peluruhan seperti itu disebut deret
radioaktif.
Pengertian Zat
Radioaktif
Zat radioaktif adalah unsur yang dapat
memancarkan jenis radiasi yang meliputi partikel alfa, beta, dan gamma secara
spontan. Ada 34 unsur radioaktif di tabel SPU yang dapat bersifat radioaktif.
Jenis-jenis Peluruhan Radioaktif
Ada berbagai jenis peluruhan radioaktif. Untuk lebih jelas, bacalah tabel
peluruhan berikut:
NO
|
Nama Peluruhan
|
Partikel yang Terlibat
|
Hasil
|
A.
|
Meluruh dengan emisi nukleon:
|
||
1.
|
Peluruhan alfa
|
Satu partikel alfa (A = 4, Z = 2)
dipancarkan dari inti
|
(A - 4, Z - 2)
|
2.
|
Emisi proton
|
Satu proton dilepaskan dari inti
|
(A - 1, Z - 1)
|
3.
|
Emisi neutron
|
Satu neutron dikeluarkan dari inti
|
(A - 1, Z)
|
4.
|
Emisi proton ganda
|
Dua proton dikeluarkan dari inti secara bersamaan
|
(A - 2, Z - 2)
|
5.
|
Fisi spontan
|
Inti hancur menjadi dua atau lebih inti kecil dan partikel lainnya
|
-
|
6.
|
Peluruhan Cluster
|
Inti memancarkan jenis inti tertentu yang lebih kecil (A1, Z1) lebih
kecil dari atau lebih besar dari partikel alfa
|
(A - A1, Z -Z1) + (A1,Z1)
|
B.
|
Berbagai peluruhan beta:
|
||
1.
|
Peluruhan β-
|
Sebuah inti memancarkan elektron dan antineutrino elektron
|
(A, Z + 1)
|
2.
|
Emisi positron (peluruhan β+)
|
Sebuah inti memancarkan positron dan neutrino elektron
|
(A, Z - 1)
|
3.
|
Penangkapan elektron
|
Sebuah inti menangkap elektron yang mengorbit dan memancarkan neutrino,
nuklei anak yang tersisa dalam keadaan tidak stabil tereksitasi
|
(A, Z - 1)
|
4.
|
Peluruhan beta ganda
|
Sebuah inti memancarkan dua elektron dan dua antineutrino
|
(A, Z + 2)
|
5.
|
Penangkapan elektron ganda
|
Sebuah inti menyerap dua elektron orbital dan memancarkan dua neutrino.
Nuklei anak yang tersisa dalam keadaan tereksitasi dan tidak stabil
|
(A, Z - 2)
|
6.
|
Tangkapan elektron dengan emisi positron
|
Sebuah inti menyerap satu elektron orbital, memancarkan satu positron dan
dua neutrino
|
(A, Z - 2)
|
7.
|
Emisi positron ganda
|
Sebuah inti memancarkan dua positron dan dua neutrino
|
(A, Z - 2)
|
2. 4 WAKTU PARUH
Definisi:Waktu Paruh
Waktu paruh (t½):
§ Pada manusia, adalah waktu yang dibutuhkan untuk setengah dari
jumlah awalobat/ zat lain dihilangkan dari tubuh, atau bagi obat untuk mengurangi
setengah konsentrasi aslinya dalam darah. Hilangnya obat dapat karena berubah
menjadi zat lain atau dibuang melalui urin.
§ Di lingkungan, adalah waktu yang dibutuhkan untuk setengah
jumlah awal zat menghilang ketika diubah menjadi kimia
lain oleh bakteri, jamur, sinar matahari, atau proses kimia lainnya.
§ Dalam kasus bahan radioaktif, adalah waktu yang diperlukan
untuk setengah atom radioaktif berubah menjadi atom lain (yang
biasanya tidak radioaktif). Setelah dua waktu paruh, 25%
dari jumlah asli atom radioaktif masih ada.
Hukum
Peluruhan :
Jumlah inti atom untuk meluruh setiap saat N bergantung pada jumlah inti induk No untuk selang waktu peluruhan t, memenuhi persamaan:
N = Noe-λt
Dengan
λ merupakan konstanta peluruhan yang nilainya berbeda untuk tiap unsur.
Aktivitas Radioaktif
Laju peluruhan, atau aktivitas,
dari material radioaktif ditentukan oleh:Konstanta:
·
Waktu paruh -
simbol
- waktu yang
diperlukan sebuah material radioaktif untuk meluruh menjadi setengah bagian
dari sebelumnya.
·
Rerata
waktu hidup - simbol
- rerata waktu hidup
(umur hidup) sebuah material radioaktif.
·
Konstanta
peluruhan - simbol
- konstanta peluruhan
berbanding terbalik dengan waktu hidup (umur hidup).
(Perlu
dicatat meskipun konstanta, mereka terkait dengan perilaku yang secara
statistik acak, dan prediksi menggunakan kontanta ini menjadi berkurang
keakuratannya untuk material dalam jumlah kecil. Tetapi, peluruhan radioaktif yang digunakan
dalam teknik penanggalan sangat handal. Teknik ini merupakan salah satu
pertaruhan yang aman dalam ilmu pengetahuan sebagaimana yang disampaikan oleh [1])
Variabel:
·
Aktivitas total -
simbol
- jumlah peluruhan
tiap detik.
·
Aktivitas khusus -
simbol
- jumlah peluruhan
tiap detik per jumlah substansi. "Jumlah substansi" dapat
berupa satuan massa atau volume.)
Persamaan:
dimana
Aktivitas inti
pada setiap saat A memenuhi persamaan:
A = Aoe-λt
Satuan SI
untuk aktivitas radioaktif dinyatakan dalam bercquerel (Bq), dengan 1 Bq = 1
peluruhan/ sekon. Selain dalam satuan Bq, aktivitas radioaktif juga sering
dinyatakan dalam satuan curie (Ci), dengan 1 Ci = 3,7 x 1010 Bq.
Setiap unsur
radioaktif memiliki waktu paruh tertentu, misalnya karbon-14 memiliki waktu
paruh 5.730 tahun.
Gambar diatas
persamaan untuk menentukan waktu paruh.
Berapakah waktu yang diperlukan suatu
radioisotop untuk meluruh? Waktu meluruh setiap radioisotop berbeda-beda,
ada yang ribuan tahun, ada juga yang hanya membutuhkan waktu beberapa
detik. Istilah yang biasanya digunakan untuk menyatakan waktu yang
diperlukan suatu radioisotop untuk meluruh adalah waktu paruh. Waktu paruh
didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh suatu radioisotop untuk
meluruh separuhnya. Waktu paruh suatu radioisotop ditentukan dengan cara
mengukur perubahan radiasi dari massa suatu radioisotop selama periode
tertentu. Perhatikanlah Gambar 4. berikut ini yang memperlihatkan waktu
paruh
.
Dengan mengetahui waktu paruh suatu
radioisotop, kita dapat menentukan massa suatu radioisotop setelah meluruh
selama waktu tertentu. Kita juga dapat menentukan waktu paruh jika
mengetahui massa isotop sebelum dan setelah meluruh serta lama
peluruhannya. Berikut ini rumus yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan yang berkaitan dengan waktu paruh.
Keterangan:
Nt = banyaknya radioisotop yang tersisa setelah meluruh selama t satuan waktu
N0 = banyaknya radioisotop mula-mula
t = lamanya radioisotop meluruh
t 1/2 = waktu paruh
Tabel berikut menunjukkan waktu paruh
beberapa radioisotop.
Jenis
|
Isotop
|
Waktu Paruh (tahun)
|
Radioisotop alam
|
4,5 × 109
|
|
7,1 × 108
|
||
1,4 × 1010
|
||
1,3 × 109
|
||
Radioisotop buatan
|
87,8
|
|
30
|
||
28,1
|
||
0,022
|
||
Sumber: Chemistry
the Central Science, 2000
|
Contoh Soal 4 :
Suatu radioisotop memiliki massa 8 mg.
Setelah beberapa hari, massanya berkurang menjadi 2 mg. Jika waktu paruh
radioisotop tersebut 20 hari, telah berapa lamakah radioisotop tersebut
meluruh?
Kunci Jawaban :
Diketahui :
Nt = 2 mg
No = 8 mg
t 1/2 = 20 hari
n = 2
t = n x t1/2 = 2 x 20 = 40
n = 2
t = n x t1/2 = 2 x 20 = 40
Jadi, radioisotop tersebut telah meluruh
selama 40 hari.
BAB III
PENUTUPAN
3. 1 KESIMPULAN
Tahun 1895 W.C. Rontgen melakukan
percobaan dengan sinar katode. Ia menemukan bahwa tabung sinar katode
menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus besar yang dapat menghitamkan film
foto. Kemudian Tahun Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidiki
sinar X, tetapi secara kebetulan ia menemukan gejala keradioaktifan. Pada
penelitiannya ia menemukan bahwa garam-garam uranium dapat merusak film foto
meskipun ditutup rapat dengan kertas hitam. Tak lama berselang Pasangan Currie
melanjutkan penelitiannya dan menemukan bahwa unsur baru yang ditemukannya
tersebut telah terurai menjadi unsur-unsur lain dengan melepaskan energi yang
kuat yang disebut radioaktif.
Isotop adalah
unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki massa atom berbeda
atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah
neutronnya berbeda. Sebagai contoh, atom-atom oksigen di alam terdiri atas tiga
jenis atom oksigen yang memiliki massa 16, 17, dan 18. Lambang atom untuk
ketiga jenis isotp ini adalah 168 O, 178 O
, dan 188 O.
Peluruhan radioaktif, juga dikenal sebagai peluruhan nuklir atau
radioaktif, adalah proses dimana inti dari atom stabil kehilangan energi dengan
memancarkan partikel radiasi. Peluruhan radioaktif ini bersifat acak pada
tingkat atom tunggal. Sedangkan Zat radioaktif adalah unsur yang dapat
memancarkan jenis radiasi yang meliputi partikel alfa, beta, dan gamma secara
spontan. Ada 34 unsur radioaktif di tabel SPU yang dapat bersifat radioaktif.
Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan
unsur untuk meluruh hingga tersisa setengahnya. Sesuai definisi, ketika t = T=
waktu paruh, maka N = ½ No,.
DAFTAR
PUSTAKA